Friday, March 26

**Puisi bisu untukmu**




Betapa sukarnya untuk ku menyusun bicara
pada insan yang tidak pernah mengerti
ingin ku ungkapkan kata yang telah lama terkubur
agar tiada rahsia yang tersembunyi di hati ini
biar saja puisi bisu ini yang berbicara
kerna lidah ku kelu..bibir ku kaku..


Aku menyepi bukan kerna ku benci padamu
aku menyendiri bukan kerna ku dendam padamu
Pedih di hati pabila mengenangkan dirimu
Sedih di hati pabila mengingati perpisahan ini
kerna pertemuan kita bagaikan nostalgia yang datang dan pergi
yang pernah memaut kemesraan cinta antara kau dan aku


Usah kau tanya pada bulan mengambang
Usah kau tanya pada bintang bekerlipan
Hati ini tidak pernah meminta untuk dicintai sekali lagi
hanya aku yang menghitung resah di saat kerinduan datang menyapa
tiada lagi kata dan makna pada puisi bisuku ini
hanya huruf tanpa noktah yang mengiringi pemergianku


Aku sudah tidak bisa berbicara padamu
walaupun kekadang hati terasa ingin berkata
namun Ku Pendam semua kerinduanku sendiri
Kerinduan untuk berbicara denganmu
tentang hakikat sebuah cinta
pada secercah harapan yang kau titipkan untukku



Imelda Vanessa Patrick,
(Kota Kinabalu)

Saturday, March 20

**Saatnya ku harus pergi**




Waktu terus berlalu pergi tanpa henti
saat kau turun seiringan dengan titisan embun pagi
ku terpaku pada kata-kata manis dari bibirmu
ku hentikan langkah kakiku untuk sedetik
terbit keinginan untuk dicintai dan mencintai
terbuai harapan hingga ku terlupa akan kesedaran diriku


Ku bangun dengan harapan yang tak kunjung ada
menemani mimpi-mimpi palsu panjangku
yang kini menghiasi kamar tidur sepiku
Mimpi terindah yang belum pernah kurasakan
Ku rela tinggalkan puisi-puisi syaduku
walaupun sebenarnya itulah puisi yang indah untukku


Lantas setitik cahaya datang menghampiriku
memancarkan sinaran terang di pagi gersang
seakan cuba memberikan ku seruan nafas baru
membangunkan tidur panjang yang menutupi mataku
Ku cuba keluar dari tembok yang membentengiku
walau titisan keringat mengalir deras


Kini saatnya ku harus pergi..
mengharungi samudera yang selama ini tertunda
meninggalkan waktu yang telah terlewati
yang selama ini menghalangi langkah kakiku
Demi mengapai suatu keajaiban di alam syurgawi
selamat tinggal masa lalu....




Imelda Vanessa Patrick
(Kota Kinabalu)

20/03/2010

Monday, March 15

**Biarkan ia berlalu**



Tiada apa yang perlu aku kesali lagi
lantas pada kata-katamu sebentar tadi
yang datang bagaikan
guruh berdentum di awan kelam
menanti saat hujan turun membasahi
pasir-pasir gersang
Yang pergi bagaikan kilat
memancar hanya sekelip mata
Segalanya gelap untuk sedetik waktu
untuk sesaat yang telah berlalu pergi..
biar saja ia pergi...


Aku masih bersendirian di sini
Entah untuk apa..
Yang pasti aku kecewa
terlalu kecewa..
Pada kata-katamu sebentar tadi
Ah!biarkan saja ia berlalu..
Pasti luka itu akan pergi jua


Bilang saja aku yang pergi
meninggalkanmu..
pasti lukamu akan cepat sembuh
Bilang saja aku dustai cintamu
pasti kau tak akan kecewa lagi
Biarkan saja ia berlalu..
Ah!biarkan saja cinta kita terkubur..
Yang pasti aku teramat kecewa..
Lihat saja manik-manik pada kelopak mataku
itulah airmata kekecewaanku untukmu..


Imelda Vanessa Patrick,
Kota Kinabalu

Wednesday, March 10

**Ku terima suratan takdir**




Tersedarku dari mimpi indah
di alam impian cinta teringat sumpah janjiku
kepadamu cintaku ini tiada duanya tetapi takdir telah
menentukan perpisahan di antara kau dan aku
inikah suratan takdir yang terpaksa ku terima?

Bersama janji setia kubawa pergi kenangan cinta kita
mengharapkan moga suatu hari nanti
masih ada sinar kebahagiaan untukku bina kembali
mahligai cinta yang telah musnah dengan harapan
cinta kita bisa mekar seperti dahulu

Setiap butiran pasir di pantai
kurasakan seperti serpihan-serpihan kaca
yang harus ku pijak untuk mendapatkan cintamu kembali
Ku gagahi langkah kakiku demi cinta tulus untukmu
Agar kau tahu cintamu adalah nadi yang hidup dalam jasad ku..


Imelda Vanessa Patrick
(Kota Kinabalu)

**Maafkan aku sayang..**




Sayang..Tidak terdaya untukku melafazkan perpisahan ini
Namun, aku terpaksa kerna aku tidak ingin kau terlalu menaruh harapan tinggi
yang tidak mungkin akan tercapai sampai bila-bila pun
teringin rasanya aku memeluk dirimu untuk saat sebegini dan mungkin juga untuk saat yang terakhir kalinya...biarlah aku menangis sepuas-puasnya..biarlah aku luahkan segala yang terpendam di dalam hati ini...
sebagaimana yang kau rasakan saat ini..itulah juga yang aku rasakan pada waktu dan ketika ini...
Sayang..Hatiku menangis keranamu...
walaupun tidak kau lihat ketahuilah bahawa hati ini telah mulai berdarah
dan darah yang mengalir itu adalah sebagai bukti cintaku untukmu
sepertimana cinta yang kau harapkan dariku dahulunya telah kuserahkan kepadamu...
aku telah memberikan kau sedikit ruang untuk bertakhta di hati ini
yang akhirnya membuatkan aku dan kau kecewa lagi...
Apapun keputusanmu..aku terpaksa terima...semoga saja di hadapan sana
akan ada hari-hari bahagia yang menantimu..
Pergilah sayang..usah kau menoleh ku lagi..
kerna aku tidak ingin kau melihat aku menangis...

Friday, March 5

**Malam yang sepi**



Di malam yang sepi..
Angin malam mendesau menyentuh sukma menyapa lembut keping-keping jiwaku
Meliuk syahdu di antara temaram yang menjelma dalam kepekatan malam
Kupungut lembar-lembar dedaunan yang berguguran di sudut hatiku
Sesekali kutatap langit malam kelihatan bulan separuh purnama di sebalik awan tipis


Di malam yang sepi..
Angin malam hantarkan nyanyian syahdu hingga ke palung-palung kalbu
Membaluti koyak hatiku dengan getaran rinduku jelas terpancar di dada
Lantas cintamu telah menghanyutkan luka di setiap sudut hatiku
dan melarutkan sisa-sisa pilu yang semakin membeku di telaga mataku


Di malam yang sepi..
Ku bawa diri meninggalkan jejak-jejak silam menyambut kembali malam sepi
ku hanyutkan malam suram dengan bayangan pada separuh wajah rembulan
seharum angin malam menyapa wajahku tatkala sepi menemani anganku
Ku lontar jauh seribu kenangan lalu bersamamu yang membelengu sarat sanubariku