
Malam sepi yang hanya ditemani sang rembulan
Kelihatannya kilauan butiran bintang itu lenyap
Tatkala hujan turun membasahi bumi yang indah
Agaknya saat ini hanya ada aku dan sang rembulan
Sinar cahaya sang rembulan kelihatan semakin redup
Adakah kerna kilauan butiran bintang tidak menemaninya?
Sedangkan aku sendirian meratap kesedihan ini
Pada siapa harus kuluahkan segala isi hatiku?
Jauh sekali untuk menangisi takdir
Airmata ini telah kering sedekad yang lalu
Hanya tinggal dedaun layu yang kian berguguran
Semakin luruh dek hembusan angin bayu
Masih adakah cinta yang dahulunya telah layu?
Sedangkan hanya tinggal aku yang bersendirian di sini
Ditemani cahaya sang rembulan dan sisa-sisa cinta ini
Yang mungkin tidak pernah kesampaian untuk selamanya.
Imilda Patrick Lidadun
(Kota Kinabalu)
Nukilan sajak telah diterbitkan di UTUSAN BORNEO
Pada tarikh: 20 Disember 2009