Monday, January 25

**Cintamu hanya dusta**

Kadangkala aku kuat setegar batu karang di lautan dalam
Kadangkala aku rapuh terlalu lemah hinggakan tidak mampu berdiri teguh lagi
Setelah jauh aku berjalan meredah onak dan duri justru apa yang aku dapat?
Semakin jauh kakiku melangkah..semakin pedih yang aku rasakan
Dan perjalanan jauh itulah yang lebih menyakitkan aku..
Inikah sepenggal dusta yang mesti aku lalui untuk mendapatkan cintamu?


Sekelilingku hanya kedengaran suara bisikanmu yang merdu
Rintik-rintik hujan seakan airmataku walau aku bukanlah arjuna
Cinta itu bukanlah segalanya di saat kau berdusta
Kerna, cinta dan dusta itu selayaknya tak harus berjalan seiringan
Untaian kata dalam melukiskan kepedihan dan kesedihan malam senjaku
Begitu mudah sekali kau membuat keindahan warna jernih cintaku menjadi keruh


Sampai saatnya aku harus pergi jauh meninggalkan dirimu
Mengapa semudah itu kau menitipkan luka pada bunga jiwaku?
Padahal kaulah yang memberikan aku segunung harapan untuk bersamamu
Segalanya telah berakhir kini..biarkan saja cinta itu berlalu..
Tiada yang bisa membuatkan aku berhenti untuk menitiskan airmata
Kerna, cinta yang kau berikan hanya dusta belaka..

Saturday, January 16

**Engkau masih kekasihku**

Telah ku cuba untuk menjadi yang terbaik buatmu
Aku sentiasa ingin percaya bahawa cintaku tidak sia-sia
Kerna ku yakin ada cinta dihatimu untuk aku
Bisikan kata-kata akhirmu itu terlalu menusuk jiwaku
Walau hanya sekadar ucapan kata selamat tinggal buatku
Yang entahkan bila akan kembali lagi..


Kini telah sampai saatnya aku harus pasrah kepada takdir
Terasa separuh jiwaku telah pergi meninggalkanku
Tiada lagi kata-kata cinta yang kau berikan untukku
Tiada lagi gurau senda kita berdua seperti dahulu
Segalanya sunyi...hanya ada sepi yang menyelubungi jiwa ini
Aku hanya bisa menyempurnakan kepedihan lewat senyuman yang hampa


Kau benar-benar telah pergi meninggalkan aku
Sukar untukku gambarkan kesedihan dan kekecewaan hati ini
Aku hanya mampu berserah segalanya kepada takdir
Moga suatu saat nanti kau pasti kan kembali lagi
Dan waktu itu pasti kau akan temui secercah warna pelangi.
Itulah lambang cintaku untukmu...

Wednesday, January 13

**Tangisan pilu seorang kakak**

Suara tangisan seorang kakak yang meratapi pemergian adiknya
Meraung meminta agar adiknya dikembalikan ke dunia
Terlalu sebak dan pilunya menusuk kalbu di jiwa
Terkilan akan adiknya yang bersendirian bertarung nyawa mempertahankan diri
Menyerah tidak bermaya sia-sia nyawanya melayang di tangan lelaki Durjana!


Ibu..Ayah..dan saudara-saudaramu terlalu rindu akan telatah manjamu
Meskipun kita kini ada di dunia yang berbeda
Rasanya belum puas kami bergurau senda denganmu
kau pergi meninggalkan kami menyambut panggilan ilahi
Hanyaku mohon moga kau ditempatkan di kalangan yang beriman


Tenanglah dirimu di dalam kedamaian syurgawi adikku..
Biar kata-kata bicara ku hanya bersama yang ESA
Esok pagi mu akan bersinar indah di temani sang mentari..
Kau tidak kesepian kerna bulan dan bintang akan sentiasa menemani tidur mu
Pejamkanlah matamu..Tidurlah adikku sayang..

**Manusia Durjana!**

Perit untukku tabahkan hati selagi nyawa di kandung badan
Betapa manusia alpa pada kepuasan nafsu binatang
Mudah sekali syaitan merasuk badan hingga iman mengelabar
Sengsara mangsa bertarung nyawa yang melayangnya sia-sia ditangan durjana
Meraungnya minta dikasihani tidak diendahkan


Suara sayu si kecil yang merayu meminta belas kasihan
Syaitan berpesta hinggakan meragut kesucian anak-anak adam
Betapa dunia sungguh kejam mengundang sengsara manusia!!
Hanya ratap tangisan menyambut jasad yang tidak bernyawa lagi
Dugaan apakah yang aku hadapi ini??


Bagai diulit mimpi si durjana mengerjakan helah syaitan
Akur pada suara-suara bisikan iblis yang telah menguasai seluruh iman
Mengundang musibah pada diri sendiri
Di akhirat nanti hanya antara kau dan DIA
Hukuman setimpal atas perbuatan bodohmu..wahai manusia durjana!!

Tuesday, January 12

**Titisan embun pagi**




Titisan embun pagi menakung gersang di pagi keresahan
Bagaikan menadah gerimis setiap titisan airmataku
Sebelum akhirnya jatuh ke tanah menyembah bumi
Maka Sang mentari pun menghamburkan sinarnya dengan megah


Tatkala embun pagi terus-menerus mencurahkan cintanya pada daun keladi
Saat itulah titisan embun melimpah keluar mengejutkan pasir yang kegersangan
Deras titis-titis airmataku yang hangat jatuh membasahi pipi
Seperti ratap tangis yang tercurah sia-sia pada insan yang kaku


Bicara bibir tersiratnya Kelembutan yang mendamaikan jiwa tika lara
Kegembiraan jelas terukir saat jernih hujan turun memyirami alam semesta
Sejernih air yang mengalir perlahan memenuhi kolam kelopak mataku
Derasnya terbatas turut menjiwai kesedihan pada pemiliknya

Tuesday, January 5

**Nostalgia lampu Pelita sakura**

Jasamu yang tidak terhingga tak akan luput dalam ingatanku
Malamku hanya bertemankan Kilauan cahayamu yang menerangi kamar alam
Yang menemaniku kala aku membuat kerja-kerja sekolahku
Hinggakan mampu membawaku kearah kejayaan hidup
Padahal kau hanyalah sebuah lampu pelita yang telah usang


Sinar kilauan cahayamu memancarkan sinaran sepenuh rela
Betapa dalam kegelapan maya engkau masih sudi menemaniku
Sanggup membakar diri demi menerangi malamku yang kelam
Kujelajahi malam tanpa bimbang bersama sisa-sisa cahayamu
Moga esok kau masih setia bersamaku seperti hari-hari kelmarin


Di setiap sudut kamar cahayamu menerangi kepekatan malam
Asap yang kadangkala membuatkan hidungku berubah warna kehitaman
Namun kerna jasamu yang telah banyak mencurahkan bakti kepadaku
Sehingga kini kau masih tetap menjadi teman tidurku
Walau kadangkala asap jahat yang kau curahkan membuatkan pagiku gelisah


Dahulunya kehadiranmu bagaikan suatu anugerah
Lama kelamaan engkau ditinggalkan selepas wujudnya kemodenan dunia
Rasanya kini jasamu semakin dilupakan manusia rakus
Mengakhiri sisa-sisa hidupmu tanpa sinar cahaya terangmu lagi
Kenangan itu akan sentiasa mekar dihatiku untuk selamanya